Anak Muda Berani Bikin
Perubahan di Dunia Digital
Gerakan
motivasi Guru Letersi Digital
Pertemuan
ke 10
Narasumber : Rosminiati M.Pd
Moderator : Mliana M.Pd
Penulis : Abdul Gofur S.Ip.M.Pd
Kata orang bijak 'tak
kenal maka tak sayang' itu kata pak mulyadi di peertemuan GMLD yang ke 10
beliyau pada sore ini bertindak sebagai m,oderator, beliyau adalah guru
matematika di SMK Negri ! Tolo toil Sulawesi tengah, beliyau membuka kegiatan
belajar hari ini dengan membaca basmallah, dilanjutkan bersyukur kepada Allah Allah
atas nikmat yang telah Allah karuniakan kepada akita semua , semoga belaja r
hari ini berjalanm dengan lancer dalam ridlo Allah.
Setelah Basallah dan do”a serta syukur dipanjaytkan pak
muliadi sebagai moderator mempersilahkan kepada nartasumber yang akan
menyampaikan materi yang berjudaddul “
anak muda beranoi membuat perubahan di dunia digital, beliyau adalah
seorangibu muda yang sangat energik, seorang
mentor sekaligus sebagai motivator yang sudah banyak prestasi yang beliyau
torehkan salah satunya sebagai pemenang ke dua blog nasional 2021.
Beliyau adalah ibu Rominiati yang dalam mengaku sebagai anak muda yang
berusia 51 tahun, beliyau adalah guru SMK 2 Negeri Pangkalpinang, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Beliyau memulai pemarannya debnga menyapa seluruh
peserta gmld angkatan 1 grop 4 dengan sapaan has” Bapak/Ibu hebat, Guru
Motivator Literasi Digital Indonesia. Apa kabar semuanya? Tentu para peserta
saat ini dalam keadaan sehat wal’afiah penuh semangat untuk mendengar, menyimak
dan menyerap ilmu yang disampaikan oleh
beliyau. Setelah beliyau menyapa semua pesertra beliyau membaca Basmallah dan
berdoa kepda Allah semoga belajar sore ini berjal;an dengan lancer sampai
tuntas. Amiiin.
SEkarang di pelatihan ini ada model baru, apa tu? Para narasumber
selalu mengajak senyum tiga jari sebelum memulai kegiatan belajar agar selalu bahgia dan siap untuk
menangkap m,encerna dan mengaplikasikan ilmunya setelah belajar nanti dengan
membikin resume. Sore ini adlah pertemuan yang ke 10 itu artinya perjalanan
kita sudah mencapai separuhnya, kita terus bersemangat untuk menyelesaikna dan
menuntaskan belajar kita, semoga semua ilmu yang kita pelajari bermanfaata bagi
diri kita keluarga kita lingkungan bagsa dan n egara. Amiiin. ibu Rosminiyati akan
menyhamapikan materi dengan tema Anak
muda berani bikin perubahan di dunia digital. Untuk peseerta yang ingi bertanya
silahkan menghubungi di nomer 08134120035
Berdaasakan pengakuannya beliau adalah peserta Belajar
Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 19 (12 Juli s.d. 17 September 2021) yang
dengan penuh perjuangan baru saja lulus dari kelas belajar ini (Oktober 2021).
Ucpan terima kasih beliau samapaikan kepada gurunda Bapak
Wijaya Kusumah, M.Pd. atau Om Jay atas kesempatan yang diberikan kepada narsaumber
untuk belajar berbagi di kelas yang istimewa ini.
Sebelum masuk ke materi intibeliyau ingin sedikit bercerita tentang sejarah
keberadaannya bersama kita di sini.
1.
,”Saya mendaftar di kelas GMLD ini sebagai
peserta, ingin belajar tentang literasi digital sekaligus tentang cara
memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak didik saya.
Namun, yang terjadi justru saya dimasukkan ke dalam tim/panitia. Selanjutnya,
Bapak/Ibu bisa membayangkan apa yang terjadi pada diri saya, seorang guru jadul
yang baru mau belajar, ternyata harus memberikan materi yang saya sendiri belum
mengerti.
2. Namun, kembali saya mengambil hikmah dari
setiap kejadian. Dengan keyakinan bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang
indah untuk saya, saya pun harus memanfaatkan kesemapatan pertama ini untuk
belajar yang jauh lebih giat lagi, agar tidak mengecewakan gurunda yang telah
memberikan amanah kepada saya untuk berbagi.
3. Baiklah Bapk/ibu, dengan segala hormat dan
kerendahan hati, izinkan saya berbagi sedikit pengalaman saya terkait tema
“Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital”.
4. Saya yakin, Bapak/Ibu di sini adalah guru-guru
hebat yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan gerakan yang jauh lebih baik
dari pada saya. Oleh karena itu, jika nantinya paparan saya dirasakan kurang lengkap,
silakan Bapak/Ibu tambahkan sendiri, ya, baik berdasarkan referensi dari
berbagai sumber maupun berdasarkan apa yang sudah Bapak/Ibu lakukan.
5. Namun,
kembali saya mengambil hikmah dari setiap kejadian. Dengan keyakinan bahwa
Allah telah menyiapkan sesuatu yang indah untuk saya, saya pun harus
memanfaatkan kesemapatan pertama ini untuk belajar yang jauh lebih giat lagi,
agar tidak mengecewakan gurunda yang telah memberikan amanah kepada saya untuk
berbagi.
6. Buku ini
terdiri dari 228 halaman, merupakan kumpulan tugas dan tulisan di dunia digital
dengan menggunakan platform blog.
6. Lahirnya
buku ini merupakan suatu keajaiban bagi saya, karena apa yang saya dapatkan
dari kelas Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai oleh Om Jay jauh dari prediksi
dan harapan saya.
7. Saya hanya
mau belajar menulis, ternyata saya diperkenalkan dan diharuskan untuk mempunyai
blog, karena kertas tulis yang digunakan adalah kertas digital - blog.
8. Selanjutnya, pada pelatihan-pelatihan umumnya,
jika kita sudah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dibuktikan dengan
pengisian daftar hadir, dan mungkin juga mengerjakan tugas-tugas yang tidak
terlalu sulit, maka sertifikat senilai puluhan jam bisa kita terima.
9. Tidak demikian halnya dengan pelatihan yang
dilaksanakan oleh PGRI. Kita dituntut untuk benar- benar kerja keras. Menulis
minimal 20 resume dari 30 materi yang disajikan oleh narasumber/30 kali
pertemuan, plus terbitnya buku solo, baru sertifikat itu bisa berpindah ke
tangan kita.
10. Saya bersyukur, karena niat saya belajar bukan
untuk mendapatkan sertifikat (kalaupun ada, itu hanya bonus), melainkan untuk
bisa menulis. Oleh karena itu, 30 resume saya tuntaskan dengan performa terbaik
saya.
11.
Pengertian bisa menulis dalam pelatihan
Belajar Menulis PGRI ternyata adalah menghasilkan buku solo. Oleh karena itu, target itu pun harus
saya capai.
12. Lagi dan lagi, banyak sekali hikmah besar yang
saya dapatkan dari sini. Metamorfosa besar-besaran terjadi pada diri saya, yang
diikuti oleh serentetan keindahan yang dipersembahkan oleh Pemilik ilmu dan
kehidupan melalui tangan para guru hebat di bawah naungan PGRI.
13. Dengan bergabung di kelas Belajar Menulis,
saya menjadi semakin mengerti arti kerja keras, perjuangan, ketangguhan,
kolaborasi, keikhlasaan, saling menghargai, kebermanfaatan hidup, dan
lain-lain.
14. Paparan
saya di atas menjadi dasar pembahasan materi dengan tema “Anak Muda Berani
Bikin Perubahan di Dunia Digital”.
15. Dari tema tersebut, saya ingin mengulik 2 kata
kunci yang menjadi pedoman pembahasan kita. Sementara, untuk kata-kata lainnya
sudah dibahas oleh narasumber-narasumber sebelumnya.
Berani,
berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya;
tidak takut (gentar, kecut).
Perubahan adalah hal (keadaan)
berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini
adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Mengapa
perlu melakukan perubahan di dunia digital?
1. Kebutuhan.
Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang
pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus
mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini
sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi
datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat
pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, derasnya laju
informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi
menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan
ditinggalkan oleh murid-murid kita.
2. Menyalurkan hobi. (sudah dijelasakn narasumber sebelumnya)
3. Tambahan penghasilan. (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)
4. Berbagi (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)
Hal-Hal
yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital
1. Tekad/semangat.
Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital,
maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.
2. Lingkungan.
Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital.
Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam
dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut.
Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita
juga akan jalan di tempat.
3. Sarana/Prasarana.
Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota
data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak
mendukung, tentu saja kita tidak bisa
4. Kesempatan.
Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia
digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi
tertunda.
5. Dukungan.
Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di
sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini
penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana
bagi orang-orang tertentu.
Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang)
yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu;
pendorong; penggerak. (KBBI V online).
Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak
muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia
digital.
Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya
kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena
kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan
anak-anak kita.
Seperti yang sama-sama kita ketahui, anak-anak tidak akan
bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa
mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah?
atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?
Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda.
Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita
punya.
Bentuk/Jenis
Perubahan di Dunia Digital:
1. Tidak bisa -> bisa;
2. Tidak berani -> berani;
3. Sudah bisa -> banyak/terampil;
4. banyak -> berkualitas;
5. Sendiri -> kolaborasi;
6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna -> bermanfaat;
8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi;
9. Dan lain-lain.
Untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu
merasa minder atau takut hanya gara-gara
Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena
mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius
melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi
seperti apa yang kita lihat saat ini.
Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri
kita jika kita melakukan hal yang sama.
Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena
tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan
pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing,
jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah
kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita
lemah.
Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu,
berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word,*
dan kemudian hari ini sudah bisa ber-blog* ria, artinya kita sudah melakukan
perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya.
Hal-hal yang bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan
1.
Mengubah mindset (pola
pikir), antara lain:
• Usia tua Merasa muda
• Guru jadul -> Guru gaul
• Tidak sempat ->Menyempatkan diri
• Tidak mampu -> Saya bisa
Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak
berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi
akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat
perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik
tersendiri bagi murid-murid kita untuk berubah juga. “Guru jadul aja bisa gaul,
masak kamu gak?” He … he … he …
”Tidak sempat” juga sering diajadikan alasan. Waktu kita
sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di
sini, hanya butuh manajemen waktu.
2. Meluruskan
niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya
anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan
perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya
mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan
kita.
3. Berani
keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan
yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan
perubahan diri.
Cara yang paling ampuh adalah
dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian
berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai
pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.
4. Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting.
Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada
dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak
sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk
mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.
Salah satu komunitas yang
menawarkan menu lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI
yang diprakarsai Om Jay. Di komunitas
ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika
tidak percaya, silakan buktikan sendiri.
5. Bangun
kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting
dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan
bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.
Para peserta diajak untuk menonton, video berikut ini
sebagai contoh hasil kolaborasi. Saya yang belum bisa membuat video, tapi
menghasilkan video karena adanya kolaborasi. Silahkan lihat di link dibawah
ini. https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs
Semua ini merupakan hasil Pelatihan Belajar Menulis di PGRI,
yang saya persembahkan bagi teman-teman seperjuangan di kelas Belajar Menulis
dan guru-guru literasi saya (materinya diambil dari para narasumber), yang saya
persembahkan saat acara penutupan pelatihan.
6. MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan
tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya
lagi.
Selanjutnya, untuk
jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami.
Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar
yang lainnya.
Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia
Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara
menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada
kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.
Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada
mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan
gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.
Bagaimana
caranya?
1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak
didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak
mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi
di antara sesama guru.
2. Melakukan
sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah
kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
1. Pertemuan
langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
2. Pada saat upacara
atau waktu khusus.
3. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif
dalam dunia digital.
4. Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas
bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.
Memotivasi:
• Mengadakan
perlombaan;
• Memberikan
hadiah, dll.
Demikianlah sedikit paparan yang bisa saya bagikan kepada
Bapak/Ibu berdasarkan pengalaman saya selama 3 bulanan ini. Mohon doa dan
dukungannya juga agar ke depannya saya bisa konsisten dalam belajar dan
berbagi.
Alhamdulillah materi sudah sapai finis tiba saatnya untuk
sesi yanya jawasb. Dan jka ada pertanyaan ada pertanyaan pesrta disilahkan,
P1
Asslamu'alaikum , Perkenalkan Nama saya : M. Chaerudin,S.,Pd
dari Parungpanjang Bogor, ijin bertanya :
1. Bagimana cara Ibu mencari bentuk dukungan fisik, mental,
dan finansial di sekitar, sedangkan sy mempuinyai sifat pemalu, seperti
sekarang umur sy tak jauh beda dengan ibu, malah nanti ada yg mengejek
2. Bagaiman meyakinkan diri bahwa "ini adalah
kesempatan , jadi momen ini sy harus meraihnya" seperti ibu sudah bisa
meyakinkan diri sehingga sudah bisa menulis buku dan menjadi juara 2 lomba
tingkat Nasional
Jawab.
Waalaikum salam, Pak
M, Chairudin, S.Pd dari Paringpanjang Bogor yang luar biasa. Terima kasih atas
pertanyaan yang bagus ini.
1. Awalnya saya juga pemalu, bahkan tidak percaya diri.
Kembali, karena saya sadar bahwa saya harus keluar dari zona nyaman, saya
memaksakan diri untuk mebuang rasa malu dan tidak PD itu. Jika ada yang
mengejek, kembali ke niat awal untik kebaikan, dan sertakan Allah. Insya Allah,
semua akan mulus. Mlah sebaliknya, orang akan mengikuti jejak kita.
2. Itulah istimewanya guru-guru hebat di kelas belajar
menulis PGRI. Saya juga menganggap ini semua keajaiban. Pokoknya beranikan diri
dulu bergabung, keajaiban itu datang dengan sendirinya.
P 2
Bismillah, Assalamu'alaikum. ibu perkenalkan saya anis dr
pangkalpinang. masyaAllah materi yg menggugah, mendengar kata perubahan yg
terbayang dlm benak saya adalah bergerak jd lbh baik tp tdk dapat dipungkiri
terkadang kita akan berhadapan dengan situasi dimana kita akan mengalami yg
namanya stagnasi/berhenti. apa yg mesti dilakukan agar tdk menjadi penghalang
ya bu?terimakasi
Jawab.
Waalaikum salam, Bu
Anis yang luar biasa. Terma kasih atas pertanyaan yang luar biasa ini.
Baiklah, Itulah manfaatnya kita bergabung dalam komunitas.
Kita tidak akan sempat malas Ketika melihat orang-orang lain mempersembahkan
karya-karya terbaik mereka, ada ada dorongan yang kuat untuk kita berbuat hal
yang sama. Selanjutnya kembalikan ke niat awal, bahwa apa yang kita lakukan
untuk kebaikan, dan akan mempunyai nilai ibadah yang diperhitungkan sebagai
pahala.
Belajar tak mengenal
usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. Di langit masih
ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi.
Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal
kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam
setiap urusan.
Akhir kata, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih.
Sajian Materi yang sangat apik, menarik, dan inspiratif,
benar-benar gaya seorang motivator ulung ya bapak ibu, semoga apa yang
disampaikan oleh narasumber kita hari ini ibu Rosminiyati benar-benar
memberikan semangat dan menggeser sedikit demi sedikit ketakutan ketakutan kita
menuju pada sikap positif dan keluar dari zona nyaman yang "memenjarakan"
kesempatan kita untuk meraih keberhasilan-keberhasilan, meskipun kecil mungkin
nilainya, tetapi yang pasti kita telah bergerak maju. Bukankah orang-orang yang
beruntung itu adalah orang yang hidup nya lebih baik dari hari kemarin?
Mulailah sekarang juga, jangan tunggu saat kita ada waktu,
waktu tidak menunggu kita tetapi kitalah
yang Harus menyiasati waktu. Segera ambil kesempatan untuk menghasilkan karya
di dunia digital
bapak ibu silahkan mampir dan tinggalkan saran dan kritiknya
BalasHapusterima kasih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus