YOK
KELOLA JEJAK DIGITAL YANG BAIK
GURU
MOTIVATOR LETERASI DIGITAL
PERTEMUAN
2
RABO, 3
NOPVEMBER 2021
NARA
SUMBER : DEDI
DWITAGAMA
MODERATOR : HELWIYAH
Asik pertemuan sore ini nara sumbernya bapak Dedi dwitagama
yang akan menyampaikan materi yang bertema TOK KELOLA JEJAK DIGITAL YANG BAIK , dan membersamai
beliyau adalah ibu Helwiyah sebagai moderator, yang luarbiasa pertemuan sore
ini WA tidak ditutup agar bisa terjalin komonikasi langsung antara nara sumber
dan para peserta latihan. Benar setelah kelas dibuka oleh moderator dengan
ucapan salam untuk semua peserta ibu Helwiyah langsung mempersilahkan Bapak
Dedi masuk kelas dan memulainya.
Setelah bapak Dedi
memperkenalkan diri beliyau lewat Vois not meminta kepada peserta untuk menjadi
suka relawan menceritakan guru – guru vaforit mereka muali dari SD sampai S3. Banyak
diantara teman – teman yang siap menjadi suka relawanadalah saya. Yang paling
berkesan buat saya waktu sekolah di SD/MI adalah ibu guru Supinah Lestari,
beliyau sangat menginspirasi saya karena beliyau dari kota naik sepedaontel ke kampong saya melewati jalanan becek dan
lengket apalagi kalau banjir, beliyau tidak pernah menyerah untuk datang demi
anak anak kampong seperti kami yang belum mengenal sepatu apalagi melihat
sepada motor. Beliyau sangat sabar dan telaten membimbing dan mengajari kami
berbagai macam ilmu dan mendorong kami untuk melanjutkan sekolah di kota agar
kami bisa berpendidikan yang tinggi dan diangkat derajatnya.
Lalu Pak Dedi bertanya yang vaforit ibu Supinah, adakah
wajahnya dibawah ini? Beliyau mengirimkan gambar hasil penelusuran dari google
. lalu beliyau bertanya. Adakah guru favorit anda? Saya jawab tidak ada pak.
Dari sinilah beliyau memberikan pencerahan kepada peserta belajar bahwa pentingnya
mengelola jejak digital bagi kita lewat vois not,”Nah teman – teman kita sudah
lihat dimulai dari seorang guru SD sampai Profesor yang anda kagumi kenapa
mereka tidak ada jejak digitalnya, itu karena mereka tidak serius mengelola
jejak digitalnya.
Kenapa vaforit anda tidak ada di google. Karena mereka tidak
medokomentasikan jejak digitalnya di gooogle. Nah kalau kita tidak serius
mengelola jejak digital kita masing – masing. Padahal ketika seseorang ingin
mencari sesuatu sekarang ini ada mesin yang bisa diandalkan diseluruh dunia
yaitu di google. Sehebat apapun anda, sekeren apapun kalau nama anda belum ada
di google anda belum siapa – siapa. Walaupun anda disukai oleh ribuan orang.
Adakah alumni dari sekolah anda tidak ada yang mengenal anda apalagi tidak bisa
dilacak di google.
Untuk membuat jejak digital sendiri itu susah, gak sempat,
mahal, gaptek, males jutek takut UU ITEdan sebagainya. Apa solusinya?
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Dedi,” saya menggunakan murid – murid
saya untuk meninggalkan jejak digital sekolahnya. Saya wajibkan dipelajaran
matematika. Hasilnya puluhan ribu jejak sekolah terekam di instragram hasil
kerjaan murid yang ditugaskan guru.
Mengolah jejah digital memang tidak bisa dilakukan sendiri,
harus mempunyai kru yang sholit yang bisa mengelola jejak digital kita. Agar
bisa mengelola dengan baik kita perlu cameramen, fotografer yang mengabadikan
kegiatan – kegiatan kita dan juga kalau kita tidak ahli IT kita bisa
memanfaatkan orang orang disekeliling kita yang mempunyai kompetensi dibidang
itu. Dengan demikian jejak digital kita akan bisa dikelola dengan baik.
Dan yang terpenting kita harus mau belajar untuk mengelola
jejak digital sendiri, agar apapun, kapanpun kegitan apapun yang kita lakukan
bisa kita tinggalkan jejak digitalnya, yang sehingga orang orang setelah kita
bisa melihat apa yang kita lakukan, tetunya yang baik baik, walaupun kita sudah
mati, tatapi karena jejak digital kita dikelola dengan baik maka kita akan
hidup selamanya, karena kebaikan kita masih bisa dikenang dan menginspirasi
banyak orang.
Atau misalnya ada orang yang kehidupannya lurus tetapi suatu
saat dia tersandung masalah yang menjadikan nama baiknya tercemar dan sementara
jejak kebaikannya tidak ditemukan di
dunia digital dan sementara yang tersebar di dunua digital yang burunya saja a’udzubillahk
min dzalik. Tapi kalau jejak digitalnya dikelola dengan baik maka orang masih
bisa membandingkan. Ternyata orang tersebut lebih banyak kebaikannya dari pada
keburukannya ahirnya kebaikannyapun masih bisa dikenang. Bukan keburukannya
saja.
Agar kita mudah dikenal hendaknya ketika meninggalkan jejak
digital menggunakan nama asli, bukan berarti tidak boleh menggunakan nama palsu,
boleh – boleh saja karena banyak juga orang yang terkenal dengan menggunakan
nama palsu contohnya Terelie. Dan ini menjadi tip bagi pak Dedi dengan
menggunakan nama asli karena dengan menggunakan nama asli begitu orang membuka langsung
mendapati informasi yang asli.
Gajah mati meninggalkan gading, hari mau mati meninggalkan belang,manusia mati
meninggalkan nama, itu sesungguhnya tidak terjadi kalau kita tidak meninggalkan
jejak kebaikan di media digital, kalau kita tidak peduli atau menganggap media
digital itu adalah hal yang negative things merepotkan menyusahkan mahal,
berbiaya dan negative – negataifisme yang lain. Mungkin pendirian anda, anda
seperti lilin anda menerangi kemudian
anda mati dan kemudian hilang jejaknya. Selamat menjadi lilin. Tapi kalau anda
ingin dikenang oleh anak anda cucu anda orang
orang sekitar anda bahkan orang orang sedunia kabarkan kebaikan yang ada
dengan akun akun media digital anda dan itu jika hari mau akan dikenang
belangnya jika gajah akan dikenang
gading nya dan sebagai manusia anda akan dikenbag kebaikannya.
terima kasih pak DEdi atas semua ilmu dan sereng pengalamannya semoga pak Dedi selalu sehat wal'afiah dan diberikan keberkahan dalam segala hal
Mantap pak...🥰
BalasHapusKeren juga juga tu. Mantap deh
BalasHapusTerima kasih
HapusLiar bias pak
BalasHapusTerima kasih pak Dsil
Hapus